Dosa yang lebih besar dari berzina ? apakah ada ? mungkin kalau menurut hadist ada tapi semua itu kembali lagi kepada Allah SWT . Mari kita renungkan cerita berikut ini,
Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan
terhuyung-huyung. Pakaianya yang serba hitam menandakan bahwa ia
berada dalam dukacita yang mencekam. Kerudungnya menagkup rapat
hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau perhiasan menempel di
tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang
ayu,tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah merosakkan hidupnya.
Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s.
Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan uluk salam. Maka
terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu
berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai
tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar
Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya."
"Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut.
"Saya takut mengatakannya."jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan
ragu-ragu!" desak Nabi Musa.
Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah berzina.
Kepala Nabi Musa terangkat,hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan,
"Dari perzinaan itu saya pun... lantas hamil. Setelah anak itu
lahir,langsung saya... cekik lehernya sampai... tewas," ucap wanita itu
seraya menangis sejadi-jadinya.
Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia mengherdik, "Perempuan
bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku
karena perbuatanmu. Pergi!"... teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata
karena jijik.
Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur
luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-hantuk ke luar dari
dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus
kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa kemana lagi
kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula
manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya,
betapa jahat perbuatannya.
Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi
Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak
seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu
dosa yang lebih besar daripadanya?"
Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita
pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu
bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada
perempuan yang nista itu?"
"Ada!" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian
penasaran. "Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa
menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina"
Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk
menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk
memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa
menyedari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa
penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak
wajib dan tidak perlu atas dirinya.
Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah
menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh
berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada
di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima
kedatangannya.
(Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH Abdurrahman Arroisy)
Dalam hadis Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan sholat lebih
besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an,
membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah. Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan sholat sehingga
terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka
selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun
terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari diakherat perbandingannya
adalah seribu tahun di dunia.
Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadis
Nabi,mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk
melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah. Tolong sebarkan kepada
saudara-saudara kita yang belum mengetahui.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta,astaghfiruka
wa atuubuilaiik.
Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan
terhuyung-huyung. Pakaianya yang serba hitam menandakan bahwa ia
berada dalam dukacita yang mencekam. Kerudungnya menagkup rapat
hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau perhiasan menempel di
tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang
ayu,tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah merosakkan hidupnya.
Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s.
Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan uluk salam. Maka
terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu
berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai
tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar
Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya."
"Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut.
"Saya takut mengatakannya."jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan
ragu-ragu!" desak Nabi Musa.
Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah berzina.
Kepala Nabi Musa terangkat,hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan,
"Dari perzinaan itu saya pun... lantas hamil. Setelah anak itu
lahir,langsung saya... cekik lehernya sampai... tewas," ucap wanita itu
seraya menangis sejadi-jadinya.
Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia mengherdik, "Perempuan
bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku
karena perbuatanmu. Pergi!"... teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata
karena jijik.
Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur
luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-hantuk ke luar dari
dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus
kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa kemana lagi
kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula
manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya,
betapa jahat perbuatannya.
Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi
Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak
seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu
dosa yang lebih besar daripadanya?"
Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita
pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu
bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada
perempuan yang nista itu?"
"Ada!" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian
penasaran. "Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa
menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina"
Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk
menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk
memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa
menyedari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa
penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak
wajib dan tidak perlu atas dirinya.
Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah
menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh
berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada
di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima
kedatangannya.
(Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH Abdurrahman Arroisy)
Dalam hadis Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan sholat lebih
besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an,
membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah. Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan sholat sehingga
terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka
selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun
terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari diakherat perbandingannya
adalah seribu tahun di dunia.
Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadis
Nabi,mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk
melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah. Tolong sebarkan kepada
saudara-saudara kita yang belum mengetahui.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta,astaghfiruka
wa atuubuilaiik.